Rabu, 24 April 2013

Mikrotik, Limit Download Dengan Layer 7

Limit Download Dengan Layer 7


Pusing dengan user yang download file dengan kapasitas besar sehingga mengganggu kenyamanan browsing, berikut cara untuk membatasi download dengan Layer 7 :

1. Masukkan ekstensi file di Layer 7 agar tertangkap oleh router ketika melewatinya





2. Set IP jaringan di Address List pada Firewall




1.1.1.1 = ip public
2.2.2.2 = ip mikrotik / ip webproxy (jika menggunakan webproxy external berarti harus   ditambahkan ipnya di list ” bypass ”
3.3.0.0/24 = range ip jaringan lokal
Jangan lupa untuk memasukkan IP Public, IP Mikrotik atau IP Webproxy ke dalam list ” bypass ”

3. Pasang Filter di Firewall untuk menjaring ekstensi yang sedang didownload yang melalui Router Mikrotik




5. Set PCQ dan Queue




Kalau aku sendiri cukup menggunakan Simple Queue dengan masing2 Connection Mark adalah ” Paket_Browsing ” dan ” Paket_Download ” dan terbukti ampuh juga.
Sampai disini langkah untuk membatasi Download sudah selesai …… silahkan cek paket2 yang melalui mangle apakah sudah berjalan.
Sebagai tambahan, seandainya cukup terganggu dengan pengguna IDM … bisa memasukkan perintah berikut pada Firewall



Semoga bermanfaat.

Sumber :  http://blog.bodi.web.id

Senin, 22 April 2013

Pemisahan BANDWIDTH IX dan IIX



Pemisahan BW IX dan IIX dengan router mikrotik
Pemisahan BW IX & IIX (nice)
  1. Proses mangle berdasarkan address-list
  2. Pemisahan traffic Indonesia dan overseas lebih akurat
Semakin berkembangnya konten Internet lokal di Indonesia telah memberikan peluang bisnis baru dalam industri Internet di Indonesia. Saat ini banyak Internet Service Provider (ISP) yang menawarkan paket bandwidth lokal atau IIX yang lebih besar dibandingkan bandwidth Internet Internasional, hal ini seiring dengan semakin banyaknya pengelola RT/RW-net yang mampu menyediakan layanan koneksi Internet yang lebih terjangkau bagi lingkungan sekitarnya.

Permasalahan umum yang terjadi pada jaringan RT/RW-net adalah masalah pengaturan bandwidth. Pada umumnya pengelola RT/RW-net akan kesulitan pada saat ingin memisahkan antara traffic lokal dengan traffic internasional karena umumnya jaringan RT/RW-net hanya menggunakan static routing, berbeda dengan ISP yang mampu membangun jaringan yang lebih komplek menggunakan protocol routing BGP sehingga ISP dapat dengan mudah memisahkan antara traffic local dan internasional.

Untuk memisahkan traffic lokal dengan traffic internasional tersebut RT/RW-net dapat dengan mudah menggunakan PC Router + Sistem Operasi Mikrotik, Mikrotik sebenarnya adalah linux yang sudah di buat sedemikian rupa oleh pengembangnya sehingga sangat mudah diinstall dan di konfigur dengan banyak sekali fitur dan fungsi. Untuk lebih lanjut mengenai mikrotik dapat dilihat pada situs webnya http://www.mikrotik.com atau http://www.mikrotik.co.id
Berikut adalah sekenario jaringan dengan Mikrotik sebagai router
 


                                          Gambar 1. Skenario Jaringan

Penjelasan:
  1. Mikrotik Router dengan 2 Network Interface Card (NIC) Ether1 dan Ether3, dimana Ether1 adalah Ethernet yang terhubung langsung ke ISP dan Ether3 adalah Ethernet yang terhubung langsung dengan jaringan 192.168.2.0/24
  2. Bandwidth dari ISP misalnya 256Kbps internasional dan 1024Kbps lokal IIX
  3. Komputer 192.168.2.4 akan diberi alokasi bandwidth 128Kbps internasional dan 256Kbps lokal IIX

Untuk memisahkan antara traffic lokal IIX dengan traffic internasional caranya adalah dengan menandai paket data yang menuju atau berasal dari jaringan lokal IIX menggunakan mangle.

Dari hasil query tersebut selanjutnya simpan sebagai text files untuk selanjutnya dapat diolah dengan menggunakan spreadsheet contohnya Ms. Excel untuk mendapatkan semua alamat Network yang diadvertise oleh router-router BGP ISP lokal Indonesia pada BGP router IDC atau National Inter Connection Exchange (NICE).

Pada penjelasan versi-2 dokumen ini saya menggunakan teknik langsung memasukkan daftar ip blok ke /ip firewall mangle, dengan teknik ini saya harus memasukkan dua kali daftar ip yang didapat dari router NICE ke /ip firewall mangle.

Cara lain yang lebih baik adalah dengan memasukkan daftar ip blok dari router NICE ke /ip firewall address-list dengan demikian maka pada /ip firewall mangle hanya terdapat beberapa baris saja dan pemisahan traffic Indonesia dan overseas dapat lebih akurat karena mangle dapat dilakukan berdasarkan address-list saja.

Lebih jelasnya adalah sbb:
Selanjutnya buat script berikut untuk dapat diimport oleh router Mikrotik
 




dst…

CATATAN:
utk daftar ip lokal (IIX) dapat di ambil dari

mikrotik.com / mikrotik.co.id


dari hasil URL diatas copy lalu paste ke mikrotik dengan menggunakan aplikasi putty.exe ssh ke ipmikrotik tersebut, caranya setelah di copy teks hasil proses URL diatas lalu klik kanan mouse pada jendela ssh putty yang sedang meremote mikrotik tersebut. Cara ini agak kurang praktis tetapi karena jika script diatas dijadikan .rsc ternyata akan bermasalah karena ada beberapa baris ip blok yang saling overlap sebagai contoh:


dimana 222.124.64.0/21 adalah supernet dari 222.124.64.0/23 artinya diantara dua blok ip tersebut saling overlap, sehingga pada saat proses import menggunakan file .rsc akan selalu berhenti pada saat menemui situasi seperti ini.
Sampai saat ini saya belum menemukan cara yang praktis utk mengatasi hal tersebut diatas. Kalau saja kita bisa membuat address-list dari table prefix BGP yang dijalankan di mikrotik maka kita bisa mendapatkan address-list dengan lebih sempurna.


Selanjutnya pada /ip firewall mangle perlu dilakukan konfigurasi sbb:


Script diatas berarti hanya komputer dengan IP 192.168.2.4 saja yang di batasi bandwidthnya 128Kbps internasional (overseas) dan 256Kbps lokal IIX (indonesia) sedangkan yang lainnya tidak dibatasi.
Hasil dari script tersebut adalah sbb:


Gambar 3. simple queue untuk komputer 192.168.2.4

Dengan demikian maka komputer 192.168.2.4 hanya dapat mendownload atau mengupload sebesar 128Kbps untuk internasional dan 256Kbps untuk lokal IIX.

Dengan demikian berarti Mikrotik telah berhasil mengatur pemakaian bandwidth internasional dan lokal IIX sesuai dengan yang diharapkan pada komputer 192.168.2.4.
Pada penjelasan versi-3 ini proses mangle terhadap traffic “overseas” dapat lebih akurat karena menggunakan address-list dimana arti dari src-address=!nice adalah source address “bukan nice” dan dst-address=!nice adalah destination address “bukan nice”.
Sehingga demikian traffic “overseas” tidak akan salah identifikasi, sebelumnya pada penjelasan versi-2 traffic “overseas” bisa salah indentifikasi karena traffic “overseas” di definisikan sbb:

add connection-mark=mark-con-indonesia action=mark-packet new-packet-mark=indonesia chain=prerouting comment="mark indonesia" add packet-mark=!indonesia action=mark-packet new-packet-mark=overseas chain=prerouting comment="mark all overseas traffic"
packet-mark=!indonesia artinya “packet-mark=bukan paket Indonesia”, padahal “bukan paket Indonesia” bisa saja paket lainnya yang telah didefinisikan sebelumnya sehingga dapat menimbulkan salah identifikasi.
Adapun teknik diatas telah di test pada router mikrotik yang menjalankan NAT , jika router mikrotik tidak menjalankan NAT coba rubah chain=prerouting menjadi chain=forward.
Untuk lebih lanjut mengenai pengaturan bandwidth pada Mikrotik dapat dilihat pada manual mikrotik yang dapat didownload pada
Reference:


Jumat, 19 April 2013

WEB PROXY MIKROTIK




 

Cara setting web proxy mikrotik 

 

Ada beberapa tahap yang harus kita lalui dan ada 2 alternatif yang bisa kita lakukan ketika berhadapan dengan mikrotik, yaitu :

• Melalui Console/CLI
• Melalui Software WinBox dan mengakses MikroTik RouterOS secara SSH.
Kali ini saya akan mencoba share untuk yang melalui Console/CLI, entah CLInya komputer MikroTik RouterOS maupun yang telah di-SSH melalui winbox. Ada 3 tahapan utama yang harus dilakukan : 

1. Konfigurasi Web Proxy

[admin@MikroTik] > ip web-proxy
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set enabled=yes ==> untuk membuat ip web proxy aktif
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set src-address=0.0.0.0 ==> address yang akan digunakan untuk koneksi ke parent proxy
[admin@MikroTik]  ip web-proxy> set port=8080 ==> membuat port untuk web proxy
[admin@MikroTik]  ip web-proxy> set hostname= admin [bisa diganti] ==> hostname dari web proxy
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set transparent-proxy=yes ==> meng-enable-kan proxy secara transparant
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set parent-proxy=0.0.0.0:0 ==> address dari parent proxy
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set cache-administrator=erick1024@ymail.com (isi dengan alamat email) ==> email administrator/maintainer, apabila proxy error, status akan dikirim ke email ini.
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set max-object-size=4096KiB ==> ukuran maksimal file yang akan disimpan sebagai cache (4096KiB adalah default )
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set cache-drive=system ==> posisi dimana cache akan disimpan
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set max-cache-size=unlimited ==> ukuran maksimal hardisk yang akan dipakai sebagai penyimpan file cache
[admin@MikroTik] ip web-proxy> set max-ram-cache-size=unlimited ==> maksimal ram yang digunakan untuk menyimpan cache

2.Konfigurasi NAT-Redirect


Setelah setting dari web proxy selesai, sekarang kita mencoba membelokkan traffic http ke arah web proxy atau dengan kata lain akan memaksa akses yang keluar untuk memasuki web proxy kita dahulu. Port yang perlu dibelokkan biasanya 80,3128 dan 8080. Konfigurasinya :
[admin@MikroTik] /ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=8080 ==> akan meredirect port 80 ke 8080 (portnya web proxy)
[admin@MikroTik] /ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=3128 action=redirect to-ports=8080 ==> akan meredirect port 3128 ke 8080 (portnya web proxy)
[admin@MikroTik] /ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=8080 action=redirect to-ports=8080 ==> akan meredirect port 3128 ke 8080 (portnya web proxy)

Semoga Berhasil...

Setting dan konfigurasi Router Mikrotik

Topologi Jaringan

                      LAN —> Mikrotik RouterOS —> Modem ADSL —> INTERNET

Untuk LAN, kita menggunakan ip address class C, dengan network 192.168.10.0/24. Untuk Mikrotik RouterOS, kita perlu dua ethernet card. Satu (ether1 – 192.168.1.2/24) untuk sambungan ke Modem ADSL dan satu lagi (ether2 – 192.168.10.1/24) untuk sambungan ke LAN. Untuk Modem ADSL, IP kita set 192.168.1.1/24.
Sebelum mengetikkan apapun, pastikan Anda telah berada pada root menu dengan mengetikkan “/”

1. Set IP
untuk masing² ethernet card
ip address add address=192.168.1.2/24 interface=ether1 (public)
ip address add address=192.168.10.1/24 interface=ether2 (local)
Untuk menampilkan hasil perintah di atas ketikkan perintah berikut:
ip address print

Kemudian lakukan testing dengan mencoba nge-ping ke gateway atau ke komputer yg ada pada LAN. Jika hasilnya sukses, maka konfigurasi IP Anda sudah benar
ping 192.168.1.1
ping 192.168.10.10

2. Menambahkan Routing

ip route add gateway=192.168.1.1

3. Setting DNS

ip dns set primary-dns=202.134.1.10 allow-remote-requests=yes
ip dns set secondary-dns=202.134.0.155 allow-remote-requests=yes
Karena koneksi ini menggunakan Speedy dari Telkom, maka DNS yg saya gunakan adalah DNS Telkom. Silahkan sesuaikan dengan DNS provider Anda.
Setelah itu coba Anda lakukan ping ke yahoo.com misalnya:
ping yahoo.com
Jika hasilnya sukses, maka settingan DNS sudah benar

4. Source NAT (Network Address Translation) / Masquerading

Agar semua komputer yg ada di LAN bisa terhubung ke internet juga, maka Anda perlu menambahkan NAT (Masquerade) pada Mikrotik.
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=ether1
Sekarang coba lakukan ping ke yahoo.com dari komputer yang ada di LAN
ping yahoo.com
Jika hasilnya sukses, maka setting masquerade sudah benar

5. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

* Membuat IP Address Pool
    ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.0.2-192.168.0.254
* Menambahkan DHCP Network
    ip dhcp-server network add address = 192.168.10.0/24 gateway=192.168.10.1
   dns-server=202.134.1.10,202.134.0.155
* Menambahkan Server DHCP
   ip dhcp-server add name=DHCP_LAN disabled=no interface=ether2 address-pool=dhcp-pool
   Sekarang coba lakukan testing dari komputer klien, untuk me-request IP Address dari Server DHCP.
   Jika sukses, maka settingannya sudah benar

6. Management Bandwidth

Agar semua komputer klien pada LAN tidak saling berebut bandwidth, maka perlu dilakukan yg namanya bandwidth management atau bandwidth control, idea: (saya menggunakan simple queue supaya lebih mudah;
queue simple add name=”PC1” target-address=192.168.10.2/32 dst-address=0.0.0.0/0 interface=Local queue=default priority=8 limit-at=16000/32000 max-limit=256000/512000
queue simple add name=”PC2” target-address=192.168.10.3/32 dst-address=0.0.0.0/0 interface=Local parent=Shaping priority=8 queue=default/default limit-at=0/8000 max-limit=0/256000 total-queue=default
 Ini hanya sebuah contoh tergantung kebutuhan bandwidth setiap PC client.
Lanjutkan perintah tersebut untuk semua client yang ingin di limit bandwidthnya.

7. Graphing

Mikrotik ini juga dilengkapi dengan fungsi monitoring traffic layaknya MRTG biasa. Jadi kita bisa melihat berapa banyak paket yg dilewatkan pada PC Mikrotik kita.
tool graphing set store-every=5min
Berikutnya yang akan kita monitor adalah paket² yg lewat semua interface yg ada di Mikrotik kita,
tool graphing interface add interface=all store-on-disk=yes
Sekarang coba arahkan browser anda ke IP Router Mikrotik. Klo aq di sini:
http://192.168.10.1/graphs/
Nanti akan ada pilihan interface apa aja yg ada di router Anda. Coba klik salah satu, maka Anda akan bisa melihat grafik dari paket2 yg lewat pada interface tersebut.